DIVERSIFIKASI PANGAN BAGIAN 1

 Silahkan anak-anakku untuk memahami materi berikut !



DIVERSIFIKASI PANGAN 

    Apa yang diperlukan agar kita dapat hidup? Makan, tentu saja! Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Keluarga di rumah selalu menyiapkan makanan yang cukup untuk kita makan sehari-hari. Begitu pula negara kita berusaha memenuhi kebutuhan pangan yang cukup, aman dan bergizi bagi seluruh penduduk. Makanan kita berasal dari berbagai bahan pangan. 

    Indonesia terkenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber daya pertanian dan peternakan yang menghasilkan beraneka produk pertanian dan peternakan. Sumber daya pertanian dan peternakan dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting dalam menyediakan pangan bagi seluruh penduduk. Kita sebagai warga Indonesia patut mensyukuri karunia Tuhan kepada tanah air kita. Buah, sayuran, dan berbagai hewan ternak, maupun ikan mudah berkembang di tanah air kita, Indonesia. Dengan mensyukuri nikmat Tuhan, maka kita sebagai manusia yang menikmati karunia Tuhan hendaknya memelihara dan  melestarikan sumber daya yang dimiliki, dan tentunya nanti Tuhan akan memberikan karunia yang berlimpah pula. Selain itu, sektor pertanian dan peternakan juga merupakan sektor andalan penyumbang devisa negara selain dari sektor non migas. Salah satunya caranya dengan melakukan berbagai teknik pengolahan dan pengawetan pangan. Dengan pengawetan berbagai pangan sebagai usaha diversifikasi (penganekaragaman) pangan untuk menjadi lebih dari satu jenis barang yang
dikonsumsi sangat diperlukan dalam rangka mencukupi kebutuhan pangan masyarakat. Dalam mengolah berbagai pangan diversifikasi hendaknya memperhatikan keamanan bahan pangan untuk dikonsumsi. 

    Aturan tentang keamanan pangan terdapat pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 yang menyatakan bahwa kualitas pangan yang dikonsumsi harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya adalah aman, bergizi, bermutu, dan dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat. Oleh karena itu, industri pangan adalah salah satu faktor penentu beredarnya pangan yang memenuhi standar mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tapi juga menyangkut kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan merupakan hak asasi konsumen. Pangan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Walaupun pangan itu menarik, nikmat, tinggi gizinya jika tidak aman dikonsumsi, praktis tidak ada nilainya sama sekali. Bagaimana apakah Anda sudah dapat memahami tentang diversifikasi pangan? 

Agar pemahaman Anda lebih dalam, lanjutkan untuk membaca wacana dibawah ini !


Wacana:

Sebuah Pengantar tentang Diversifikasi Pangan


Sumber : https://www.kompasiana.com/sebuah-pengantar-untuk-anda-tentang-diversifikasi-pangan

        Pada masa Orde Baru, pemerintah mencanangkan kebijakan swasembada beras. Saat itu yang menjadi komoditi utama bahan pokok di Indonesia adalah beras. Saat itu yang menjadi komoditi utama bahan pokok di Indonesia adalah beras, sehingga lahan pertanian di Indonesia lebih banyak dijadikan sebagai sawah untuk meningkatkan produktivitas beras sedangkan untuk bahan pangan yang lain ditanam pada lahan pertanian yang tersisa. Swasembada beras tersebut hanya berlangsung sementara, karena saat itu terjadi wabah hama yang menyerang lahan pertanian dan menyebabkan Indonesia kehilangan sejumlah komoditi beras yang akan dipanen, sehinga Indonesia mengalami krisis beras. 

        Padahal beras merupakan bahan pokok utama di Indonesia. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah akhirnya mengimpor beras dari negara lain. Sejak saat itu, Indonesia sebagian besar mengimpor beras untuk mencukupi kebutuhan bahan pokok masyarakat Indonesia. Tingkat ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap konsumsi beras sebagai makanan pokok sangat mengkhawatirkan. Beras telah menjadi pemasok utama karbohidrat bagi mayoritas masyarakat Indonesia. Persepsi masyarakat bahwa jika belum mengkonsumsi beras maka dikatakan belum makan meskipun perut diisi dengan makanan lain. Hal ini yang mengakibatkan tingkat konsumsi beras perkapita penduduk Indonesia meningkat tiap tahunnya. Tingginya tingkat konsumsi beras di Indonesia menyebabkan munculnya permasalahan ekonomi lain di Indonesia. Adanya impor beras tidak benar-benar menguntungkan bagi masyarakat Indonesia. Meskipun demikian, Indonesia masih tetap mengalami krisis beras pada musim-musim tertentu. Berdasarkan masalah tersebut, Indonesia memerlukan diversifikasi pangan sebagai pengganti beras agar masyarakat Indonesia tidak lagi bergantung pada beras dan menjadikannya sebagai komoditi utama bahan pokok sehingga mampu meminimalisasi konsumsi beras di Indonesia. Presiden pertama Republik Indonesia, dalam peletakkan batu pertama pembangunan kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), 27 April 1952. Dalam pidatonya itu, menegaskan bahwa persoalan pangan adalah persoalan hidup mati bangsa Indonesia. 

         Bung Karno  juga mengungkapkan tentang keberagaman makan rakyat Indonesia, dengan memakai angka-angka tahun 1940. “Dalam tahun itu, jumlah makanan di Indonesia kalau dibagi rata rakyatnya, menjadi 86 kg beras, 38 kg jagung, 162 kg ubi kayu, dan 30 kg ubi jalar per orang”. Bilamana diperhitungkan dalam nilai kalori dengan jumlah penduduk saat itu (75 juta jiwa) maka jumlah kalori yang dimakan per orang sebesar 1.712 kilokalori (kkal). (Djuwardi, 2010) Pengertian Diversifikasi Pangan Pada dasarnya diversifikasi pangan mencakup tiga lingkup pengertian yang saling berkaitan, yaitu diversifikasi konsumsi pangan, diversifikasi ketersediaan pangan, dan diversifikasi produksi pangan. Dalam Keppres No. 68 tentang Ketahanan Pangan pasal 9 disebutkan bahwa diversifikasi pangan diselenggarakan untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan memperhatikan sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal (Hanafie, 2010).

            Diversifikasi pangan diartikan sebagai pengurangan konsumsi beras yang dikompensasi oleh penambahan konsumsi bahan pangan non-beras diiringi dengan ditambahnya makanan pendamping. Diversifikasi konsumsi juga dapat didefinisikan sebagai jumlah jenis makanan yang dikonsumsi, sehingga semakin banyak jenis makanan yang dikonsumsi akan semakin beranekaragam. Dimensi diversifikasi konsumsi pangan tidak hanya terbatas pada pangan pokok tetapi juga pangan jenis lainnya, karena konteks diversifikasi tersebut adalah meningkatkan mutu gizi masyarakat secara kualitas dan kuantitas, sebagai usaha untuk meningkatkan kulitas sumberdaya manusia. Pengaruh Diversifikasi Pangan Terhadap Kebutuhan Pangan di Indonesia Kebijakan swasembada beras pada masa lalu telah menyebabkan terjadinya perubahan dan pergeseran kebiasaan pangan (food habit) sebagian besar penduduk Indonesia yang cenderung bergantung pada beras. Kondisi ketergantungan pada beras ini telah menyebabkan memudarnya atau bahkan hilangnya kondisi pluralisme dalam food habit dan pluralisme dalam diversifikasi pangan pokok. Tujuan diversifikasi konsumsi pangan lebih ditekankan sebagai usaha untuk menurunkan tingkat konsumsi beras, dan diversifikasi konsumsi pangan hanya diartikan pada penganekaragaman pangan pokok, tidak pada keanekaragaman pangan secara keseluruhan.

            Indonesia dirasa mulai perlu menggeser bahan baku makanan sehari-hari demi ketahanan jangka panjang. Saat ini lahan pertanian di Indonesia semakin sempit akibat dari ledakan  jumlah penduduk, dengan demikian bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan konsumsi beras akan bertambah pula. Kewalahan menghadapi situasi ini, pemerintah mengambil kebijakan untuk mengimpor beras. Impor beras dalam jumlah besar saat ini mengakibatkan inflasi pada perekonomian Indonesia dan nilai kurs mata uang rupiah akan dolar semakin melemah. Sehingga yang diperlukan Indonesia saat ini adalah mengurangi atau bahkan menghapus kebijakan impor beras demi peningkatan perekonomian Indonesia. Yakni salah satunya dengan mengambil kebijakan diversifikasi pangan untuk meminimalisasi konsumsi beras.

Sumber Pustaka : Harris Iskandar, 2017. Modul 3. Lezat dan Aman Untuk Dikonsumsi : Penganekaragaman Pangan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.





NB: Untuk pertemuan ini tidak ada tugas jadi silahkan pahami saja wacanamya, tugasnya akan saya sampaikan minggu depan . Terima kasih

No comments:

Post a Comment